Masih perlukah MR dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001?

Masih perlukah MR dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001?

MR atau singkatan dari Management Representative merupakan istilah posisi yang sangat lazim dalam implementasi sistem manajemen di berbagai organisasi. MR adalah wakil manajemen dalam memastikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dapat dijalankan dengan baik di organisasi. Peran utama MR adalah memastikan siklus PDCA (Plan Do Check Action) berjalan pada organisasi, seperti membuat perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kepada Top Management.

Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, perubahan pada standar ISO 9001:2015 sudah tidak lagi mensyaratkan organisasi untuk menunjuk MR dalam implementasi sistem manajemen mutu. Hal ini disebabkan karena penunjukan MR tidak selalu berdampak baik bagi organisasi, hal yang sering terjadi dengan adanya MR sebagai wakil manajemen adalah:

  1. Kehilangan komitmen dari Top Management, dikarenakan semua tanggung jawab dibebankan kepada MR.
  2. Minimnya keterlibatan dari para Manager untuk memastikan implementasi sistem manajemen mutu berjalan dengan baik.
  3. Keterbatasan pengetahuan teknis yang dimiliki MR dapat menghambat dalam continual improvement.

ISO 9001:2015 mensyaratkan komitmen yang kuat dari Top Managementsalah satunya tercantum pada klausul 5.1 tentang kepemimpinan dan komitmen yang mensyaratkan bahwa Top Management wajib melakukan:

Buy our MYPROTEIN ™ leather weight training belt dumbbell squat cleans 6 exercises to do with a pull-up bar muscu musclebuilding tips.

  1. Mengambil tanggung jawab untuk memastikan efektifitas sistem manajemen mutu.
  2. Memastikan kebijakan dan sasaran mutu sejalan dengan organisasi.
  3. Memastikan integrasi persyaratan sistem manajemen mutu kedalam bisnis organisasi.
  4. Menjelaskan penggunaan pendekatan berbasis risiko.
  5. Memastikan ketersediaan sumber daya.
  6. Mengkomunikasikan pentingnya keefektifan dan kesesuaian terhadap persyaratan.
  7. Memastikan pencapaian target organisasi.
  8. Ikut terlibat dalam mengarahkan dan mendukung karyawab untuk berkontribusi.
  9. Mendukung proses peningkatan berkelanjutan.
  10. Mendukung peranan manajemen lainnya dalam mendemonstrasikan kepemimpinan.

Walaupun pada parkteknya MR tetap dibutuhkan oleh beberapa organisasi, dengan pembagian tanggung jawab yang baik keberadaan MR dapat sangat membantu Top Management untuk memastikan efektifitas sistem manajemen mutu dengan tidak menghilangkan komitmen, peran, dan tanggung jawab dari Top Management. Hal ini diatur pada ISO 9001:2015 klausul 5.3 mengenai peran dalam organisasi, tanggung jawab dan wewenang yang menyatakan bahwa Top Management harus menugaskan/ memastikan tanggung jawab dan wewenang untuk:

  1. Memastikan sistem manajemen mutu telah sesuai dengan persyaratan ISO 9001.
  2. Memastikan proses yang berjalan menghasilkan output yang diinginkan.
  3. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu dan peluang perbaikan pada Top Management.
  4. Memastikan promosi kesadaran tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi.
  5. Memastikan bahwa integritas sistem manajamen mutu terpelihara ketika terjadi perubahan.

Beberapa organisasi menerapkan tanggung jawab dan wewenang ini langsung di Top Management, akan tetapi ada juga organisasi yang menyerahkan kepada satu fungsi MR, atau bisa juga tanggung jawab dan wewenang tersebut dibagikan ke beberapa fungsi. Yang pasti, kunci keberhasilan  dari penerapan sistem manajemen mutu adalah bagaimana tugas dan tanggung jawab tersebut dapat berjalan dengan komitmen penuh dari Top Management.

Untuk penjelasan lengkap mengenai interpretasi persyaratan ISO 9001, panduan step by step penerapan ISO 9001 dan tata cara audit sistem manajemen mutu ISO 9001. Dinamika Consulting menawarkan Pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.

Klik disini untuk informasi selengkapnya

Sampai bertemu di kelas..

About the author

Dinamika Mitra Global administrator

WhatsApp chat